Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Matematika Berbasis TIK
Memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli ketika dua puluh tahun
yang lalu. Saat ini semuanya terjadi di depan mata kita. Dua puluh tahun yang
lalu para ahli mulai gandrung membahas zaman globalisasi. Seiring berjalannya
waktu, pelan tapi pasti semua teori-teori tentang globalisasi mulai terbukti.
Pada saat itu juga dibahas, bahwa salah satu ciri zaman globalisasi adalah
berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut merupakan
tanda yang kesekian kalinya yang menandakan zaman ini.
Teknologi berkembang
sangat pesat. Dahulu telepon genggam bentuknya cukup besar dan tebal, lambat
laun berubah dan saat ini menjadi semakin tipis. Begitu juga dengan
perubahan-perubahan yang dialami barang-barang elektronik lainnya.
Tak hanya itu,
kebutuhan manusia akan teknologi juga begitu besar dan menjalar ke usia yang
lebih muda. Jika dahulu kita lihat pemilik handphone adalah orang-orang
yang bertaraf ekonomi kelas atas dan telah berusia mapan, akan tetapi saat ini
anak-anak SMP yang belum berpenghasilan pun sudah memiliki gadget yang
canggih. Hampir semua siswa SMP yang berada di kota-kota besar punya gadget yang
berada dalam gengamannya.
Hal tersebutlah yang
kini mulai dimanfaatkan oleh Bapak/Ibu guru di sekolah. Gadget dan
teknologi lainnya seperti komputer mulai digunakan dalam proses pembelajaran.
Diharapakan dengan pengadopsian gadget dalam pembelajaran dapat menarik
minat belajar siswa serta dapat menigkatkan hasil belajar pada akhirnya.
Matematika merupakan
pelajaran yang dijauhi oleh sebagian besar siswa di Indonesia. Sebuah mata
pelajaran yang sulit karena mesti menghapal banyak rumus-rumus yang rumit,
angkanya yang terlalu besar, sampai kepada pelajaran yang membosankan. Hal
tersebut yang menjadi alasan sebagian siswa 3yang tidak suka dengan matematika.
Sehingga terlihat jelas hasil pada saat ulangan rata-ratanya tidak terlalu
besar atau hampir semua siswa mengikuti program remedial karena nilainya
dibawah standar kelulusan minimal. Oleh karena hal tersebut, nampaknya cocok
jika matematika diajarkan berbasis computer diharapkan dapat menigkatkan minat
belajar matematika siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika berbasis TIK dibandingkan
dengan pembelajaran matematika berbasis konvensional:
1. Lebih Menarik
Dalam benak siswa pembelajaran yang
berbasis teknologi terkesan lebih keren karena kecanggihannya. Hal ini yang
membuat siswa lebih tertarik dengan pembelajaran berbasis teknologi
dibandingkan dengan pembelajaran berbasis konvensional. Pada pembelajaran
konvensional siswa hanya mendapatkan materi dari guru melalui ceramah didepan
kelas atau terkadang mengikuti instruksi dari guru. Banyak siswa yang sulit
menerima materi dan merasa bosan ketika belajar matematika dengan teknik
semacam ini. Akan tetapi berbeda dengan
pembelajaran berbasis teknologi. Disini ada andil teknologi untuk memudahkan
siswa dalam menerima materi pelajaran dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang
ditampilkan.
2. Lebih Praktis
Dalam hal ini guru lebih diuntungkan,
karena guru cukup berada didepan laptop atau komputer dan sedikit keahlian
dalam menggunakan software untuk menyiapkan ilustrasi-ilustrasi tanpa harus
membuat alat peraga yang sulit dibuat. Selain itu, kita tidak membutuhkan
banyak bahan kertas. Hal itu dikarenakan, penugasan bisa dikerjakan dalam
bentuk softcopy dan dikumpulkan melalui email.
3. Butuh Tenaga Listrik dan Jaringan Internet
Jelas dalam praktiknya pembelajaran berbasis
teknologi membutuhkan aliran listrik dan juga jaringan internet jika kita
menggunakan. Ketika aliran listrik di sekolah atau di rumah sedang terputus
atau bermasalah maka pembelajaran berbasis teknologi tidak bisa digunakan.
Sedangkan pembelajaran konvensional tidak terlalu bergantung dengan aliran
listrik.
Jaringan internet juga dibutuhkan dalam
beberapa kesempatan. Misalnya dalam mengunduh materi pelajaran di internat atau
menambah sumber pelajaran. Akan tetapi sering terhambat karena kecepatan yang
lambat dan tidak stabil. Ini justru menghambat jalannya pembelajaran.
4. Keahlian Guru yang Belum Memadai
Pembelajaran berbasis teknologi memang
sedang digalakkan betul. Akan tetapi, cukup banyak guru-guru baik yang sudah
berumur maupun yang masih fresh enggan untuk mempelajari dan
menggunakannya. Sehingga pemebelajaran masih asyik dengan tipe konvensional dan
belum move on ke pembelajaran berbasis teknologi.
Demikian beberapa pikiran tentang pembelajaran
matematika berbasis teknologi dengan pembelajaran konvensional. Semoga
bermanfaat untuk pendidikan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar